Jumat, 09 April 2010

KATARAK










KONSEP DASAR PENYAKIT
1. DEFINISI
  • Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan pengelihatan seseorang menjadi buram, bahkan bisa sampai tidak melihat, hal ini di karenakan cahaya yang masuk tidak dapat mencapai retina akibat terhalang oleh lensa yang keruh, sebagian besarkatarak di sebsbkan oleh proses penuaan dan lanjut usia
  • Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mnegubah gambaran yang di proyeksikan pada retina, katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap (istiqomah, 2004)
  • Katarak adalah apasitas lensa yang normal jernih biasanya terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat melahirkan dapat juga berhubungan dengan trauma mata yang tajam maupun tumpul (bruener & suddart, 2002)

2. KLASIFIKASI KATARAK

Katarak primer, menurut umur ada 3 golongan yaitu
  1. katarak juvenelis (umur 20 tahun),
  2. katarak presenil (umur sampai 50 tahun), dan
  3. katarak senilis (umur > 50 tahun.

Katarak primer dibagi menjadi 4 stadium
  1. Stadium Insipien, Jenis katarak ini adalah stadium paling dini. Visus belum terganggu, dengan koreksi masih bisa 5/5 - 5/6. kekeruhan terutma terdapat pada bagiann perifer berupa bercak-bercak seperti jari-jari roda
  2. Stadium Imatur, Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa, terutama terdapat di bagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Shadows test positif, saat ini mungkin terjadi hidrasi korteks yang menyebabkan lensa menjadi cembung sehingga indeks refraksi berubah dan mata menjadi sempit dan menimbulkan komplikasi glaukoma
  3. Stadium Matur, Pada stadium ini terjadi pengeluaran air sehingga lensa akan berukuran normal kembali, saat ini lensa telah keruh sehingga semua sinar yang masuk pupil di pantulkan.shadows tes (-). Di pupil tampak lensa seperti mutiara.
  4. Stadium Hipermatur (katarak morgagni), Korteks lensa yang seperti bubur telah mencair sehingga nukleus lensa turun karena daya beratnya melalui pupil, nukleus terbayang sebagai setengah lingkaran di bagian bawah dengan warna yang berbeda dari yang dietasnya yaitu kecokelatan. Saat ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa yang menjadi lebih permeabel sehingga isi korteks keluar dan lensa menjadi kempis yang terdapat nukleus lensa, keadaan ini disebut katarak morgagni.

3.
Etiologi
  1. proses penuaan (degeneratif)
  2. trauma pada mata atau trama
  3. kelainan sistemik atau metabolik seperti diabetes melitus, galaktosemi dan distrofi miotonik.
  4. penggunaan kortikosteroid jangka panjang / terapi kortikosteroid sistemik
  5. pemajanan radiasi
  6. pemajanan yang lama sinar matahari (ultraviolert)
  7. asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam waktu yang lama
  8. kongenital akibat infeksi virus dan masa pertumbuhan janin
  9. rokok dan konsumsi alkohol


4. Manifestasi Klinis

a. Penurunan ketajaman penglihatan

b. Silau

c. Gangguan fungsional sampai derajat tertent

d. Retina akan tampak dengan optalmost

e. Susah melihat dimalam hari

f. Pupil tampak kekuningan, abu-abu, atau putih

g. Acus serilis positif

h. Distorsi bayangan.

Keluhan yang timbul adalah penurunan tajam penglihatan secara progresif dan penglihatan seperti berasap. Sejak awal, katarak dapat terlihat melalui pupil yang berdilatasi dengan oftalmoskop, slit lamp, atau shadow test. Setelah katarak bertambah matang maka retina menjadi semakin sulit dilihat sampai akhirnya refleks fundus tidak ada dan pupil berwarna putih.


5. Patofisiologi

6. Anatomi dan Fisiologi

@Bagian-bagian dari mata yaitu :

a) Kelopak Mata, Kelopak mata merupakan alat pelindung mata.

berfungsi :membasahi dan melembabkan permukaan bola mata.Mengeluarkan kotoran pada bola mata. Kelopak mata terdiri dari otot-otot skelet yang dapat Membuka ataupun menutup untuk melindungi bagian depan bola mata. Bulu mata yang terdapat disepanjang tepi kelopak mata, berfungsi melindungi mata dari debu.

b) Sclera

Pembungkus mata paling luar, bagian putih dari mata, padat, struktur fibrous.

Berfungsi untuk Membantu mempertahankan bentuk bola mata dan melindungi organ intra okuler dari trauma.

Sclera dapat kebiruan pada anak-anak, putih pudar pada dewasa dan kekuningan pada orang tua.

Selaput Lendir.

  • Selaput tipis yang menutupi selaput putih mata (sklera)
  • Melekat erat pada tarsus sehingga ikut melicinkan bola mata saat mengedip
  • Pada bola mata atau sklera, hubungan sangat longgar
  • Mengandung pembuluh a. konjungtiva posterior

c) Kornea

Transparan, avaskuler, struktur seperti kubah, bagian paling anterior dari bola mata dan permukaan refraksi utama dari mata. Terbentuk dari 5 lapisan : epitelium, membran bowman’s, stroma, membran descemet’s dan endotelium. Sel epitel mampu dengan cepat melakukan replikasi dan secara lengkap diganti tiap 7 hari yang berfungsi untuk Meneruskan dan memfokuskan sinar ke dalam bola mata.

d) Uvea

Jaringan uvea merupakan jaringan yang mengandung pembuluh darah dalam bola mata yang terdiri atas iris, badan siliari, badan khoroid.

e) Iris (Selaput Pelangi)

Berwarna coklat yang terletak di belakang kornea, Memiliki celah di tengah (pupil)

Iris adalah bagian berwarna dari mata, mengandung banyak vaskularisasi, mengandung banyak serabut pigmentasi mengelilingi pupil. Berfungsi membatasi sinar masuk ke dalam mata.

f) Badan Siliari

Mengandung otot yang dapat berakomodasi mensekresi akuos humor (memberi makanan pada jaringan dalam bola mata).

g) Badan Khoroid

Lapisan tengah pembungkus bola mata yang banyak mengandung pembuluh darah

Memberikan makanan pada lapisan luar retina. Koroid terletak diantara retina dan sklera, jaringan vaskuler, mensuplai darah ke bagian sensori retina. Berisi pembuluh-pembuluh darah dan pigment yang berwarna biru tua untuk mengasorbsi sinar yang masuk ke dalam bola mata untuk mencegah agar tidak silau.

h) Pupil

Celah di bagian tengah iris. Pupil adalah bagian yang mampu berdilatasi dan konstriksi sebagai respon terhadap cahaya, 20% individu memiliki pupil yang tidak sama besarnya tetapi memiliki respon yang sama terhadap cahaya.Dilatasi dan konstriksi dikendalikan oleh spingter dan otot dilator pupil. Otot dilator dikendalikan oleh sistem saraf simpatetik, otot spingter dikendalikan sistem saraf parasimpatetik.

i) Lensa Mata

Letak dibelakang pupil dan iris. Tidak berwarna, transparan, bikonvek dan struktur difiksasi oleh serabut zonular.Avaskuler, tidak memiliki saraf atau serabut saraf nyeri. Mampu melakukan fokus pada penglihatan dekat dan refokus pada penglihatan jauh (Akomodasi).Lensa difiksasi dibelakang iris oleh zonula dan dihubungkan ke badan siliari.Badan siliari mengontrol akomodasi melalui serabut siliari dan otot siliari. Akuos humor berada didepan lensa dan dibelakang lensa disebut vitreus humor.

j) Retina (Selaput Jala)

Pembungkus bola mata sebelah dalam dan terletak di lapisan dalam bola mata belakang. Retina akan meneruskan rangsangan yamg diterimanya berupa bayangan yang

Meneruskan rangsangan penglihatan ke pusat penglihatan di otak melalui saraf penglihatan, Permukaan paling dalam dari fundus mata adalah retina. Retina dibentuk oleh 10 lapisan mikroskopik dan jaringan neural, perluasan dari nervus optikus. Dilihat dari pupil, batas retina adalah diskus optikus, pembuluh retina dan makula, Nervus optikus (NC II) berfungsi untuk menghantarkan impuls dari retina ke lobus oksipital dari otak, Diskus optikus secara fisologis disebut blind spot di masing-masing mata. Nervus optik melinggalkan mata dan bertemu dengan nervus optikus mata yang satunya di kiasma optikus.

k) Badan Kaca Viterus

· Letak dibelakang lensa, bagian besar dari bola mata

· Berisi badan seperti jeli yang memberikan bentuk bundar pada bola mata

· Makula Lutea

· Mengandung sel penglihat yang sangat sensitif

· Bagian yang rentan dari retina pada siang hari

· Memungkinkan penglihatan benda halus dan warna.

l) Coa

Ruang yang dibatasi oleh kornea, iris, lensa dan pupil. Berisi akuos humor yang membawa makanan untuk jaringan mata sebelah depan

m) Cop

Bilik sempit dalam mata. Serat zinn pada badan siliari terletak di dalam bilik mata belakang.

· Fisologi Penglihatan

  1. Refraksi

Lintasan sinar melalui :

- Cornea à humor aqueus à lensa à humor vitreus à retina

  1. Lensa

Lensa dapat disesuaikan bentuknya

bila m.ciliaris relax à lensa menipis (untuk melihat dekat)

bila m.ciliaris kontraksi à lensa menebal (untuk melihat jauh)

  1. Cahaya mengenai retina

Menstimulasi reaksi kimia pada sel-sel rod dan conus

· Pada sel-sel rod : rhodopsin dipecah menjadi scotopsin dan retinin (dari vitamin à impuls elektrik dibangkitkan

· Pada sel-sel conus : sinar dengan gelombang panjang tertentu diabsorbsi (merah, biru dan hijau). à reaksi kimia membangkitkan impuls syaraf

  1. N. II (n.opticus)

Ganglion dari neuron yang berasal dari sel-sel rod dan conus membentuk n.opticus (II)

Impuls dari N. Opticus keluar dari bola mata pada discus opticus dibawa menuju chiasma optic

  1. Chiasma Optika

Tempat persilangan (cross-over) serabut-serabut medial n.opticus kanan dan kiri à binoculer vision

Setiap area visualis pada cortex cerebri dapat menerima impuls dari kedua bola mata

Area visualis terdapat pada cortex cerebri lobus occipitalis

Walaupun setiap mata mentrasmisikan gambar yang berbeda à organ visualis menggabungkannya à single image

  1. Area Visualis

Area terletak pada cortex otak untuk menyadari adanya bayangan. Bayangan yang jatuh pada retina sebetulnya terletak terbalik, namun kita tidak menyadarinya karena kita melihat gambar tersebut dalam keadaan tegak (otak secara otomatis mengubah gambaran yang kita lihat dari porsi terbalik menjadi posisi tegak)


Tinjauan Penyakit Katarak Pada Lansia

Bagian tengah lensa tidak mendapat perdarahan kapiler secara langsung. Dengan demikian, seiring dengan penuaan, sel-sel dibagian tengah lensa adalah bagian yang paling tua dan paling sedikit mendapat oksigen. Apabila sel-sel tersebut mati,mereka tdak diganti. Hal ini cenderung menyebabkan lensa menjadi kaku dan kurang transparant. Lansia menjadi kurang mampu mengubah bentuknya untuk memfokuskan uatu objek ke retina sehingga objek tampak kabur. Pada orang tua kualitas penglihatan sering berkurang.


Penatalaksanaan :

a. medis

obat-obat katarak, berupa obat mata, vitamin atau antioksidan hanya menghambat proses bertambah matangnya katarak, tetapi tidak dapat mengurangi atau menghilangkan katarak. Operasi katarak di lakukan jika penglihatan sudah mengganggu pasien, tak harus menunggu sampai ktarak matang.

b. intervensi bedah

1. Extracapsular Cataract Extractie (ECCE)

Korteks dan nukleus diangkat, kapsul posterior ditinggalkan untuk mencegah prolaps viterus, untuk melindungi retina dari sinar ultraviolet dan memberikan sokongan untuk implantasi lensa intraokeler. ECCE paling sering dilakukan karena memungkinkan dimasukkanya lensa intraokuler ke dalam kapsul yang teersisa. Setelah pembedahan di perlukan koreksi visus lebih lanjut. Visus biasanya pulih dalam 3 bulan setelah pembedahan. Tekhnik yang sering digunakan dalam ECCE adalah fakoemulsifikasi, jaringan dihancurkan dan debris di angkat melalui pengisapan(suction)

2. Intracapsular Cataract Extractie (ICCE)

Pada pembedahan jenis ini lensa diangkat seluruhnya. Keuntungan dari prosedur adalah kemudahan prosedur dilakukan, sedangkan kerugiannya adalah mata berisiko tinggi mengalami retinal detachnemt dan mengangkat struktur penyokong untuk penanamanl lensa intraokuler. Salah satu cara tekhnik ICCE adalah menggunakan cyrosurgery. Lensa dibekukan dengan probe super dingin dan diangkat.


Komplikasi

1. Glaukoma

2. Uveitis


3KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1) Anamnesis :

- Umur

- Riwayat trauma (trauma tembus, ataupun tidak tembus dapat merusak kapsul lensa

- Riwayat pekerjaan

- Riwayat penyakit/masalah kesehatan yang ada

- Riwayat penggunaan obat-obatan

2) Pemeriksaan fisik

- klien mengeluhkan penurunan pandangan bertahap dan tidak nyeri.

- pandangan kabur, berkabut atau pandangan ganda.

- klien juga melaporkan glare/halo disekitar sinar lampu saat berkendaraan di malam hari, kesulitan dengan pandangan malam, kesulitan untuk membaca, sering memerlukan perubahan kacamata dan gangguan yang menyilaukan serta penurunan pandangan pada cuaca cerah.

- jika klien mengalami kekeruhan sentral, klien mungkin melaporkan dapat melihat lebih baik pada cahaya suram daripada terang, karena katarak yang terjadi di tengah dan pada saat pupil dilatasi klien dapat melihat melalui daerah sekitar kekeruhan.

- jika nukleus terkena, kemampuan refraksi mata (kemampuan memfokuskan bayangan pada retina) meningkat.

- katarak hipermatur dapat membocorkan protein lensa ke bola mata, yang dapat menyebabkan peningkatan TIO dan kemerahan pada mata.

- kaji visus, terdapat penurunan signifikan.

- inspeksi dengan penlight menunjukkan pupil putih susu dan pada katarak lanjut terdapat area putih keabu-abuan di belakang pupil.


B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1) Perubahan persepsi perseptual (visual) yang b.d kekeruhan pada lensa mata

Tujuan, klien akan :

- Mendemonstrasikan peningkatan kemampuan untuk memproses rangsangan

- Mengkomunikasikan pembatasan pandangan



Intervensi

Rasional

Aktual :

- Bantu klien dalam mengutarakan persepsi terhadap apa yang dilihat klien jika klien (meminta bantuan) terhadap yang di anggap klien tidak jelas

- Informasikan klien (jk tenang) tentang apa yang terjadi pada persepsi penglihatannya

- Letakkan alat-alat yang sering digunakan dalam pandangan klien seperti (piring,teko,cangkir)

- Berikan pencahayaan yang sesuai bagi klien

- Cegah glare atau sinar yang menyilaukan

Observasi :

- Pantau dan dokumentasikan ketajaman penglihatan (visus dasar)

- Pantau klien untuk mendeskripsikan fungsi tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilihat klien

Penkes :

- Ajarkan/orientasikan klien pada lingkungan sekitar

Kolaborasi :

- Rujuk klien untuk melakukan pembedahan jika di perlukan.

- Dapat menenangkan klien dan menyediakan jaminan keamanan agar tidak terjadi kesalahan persepsi

- Klien dapat mempelajari penyebab, efek dan kemungkinan yang adapat terjadi

- Mengembangkan tindakan independen

- Miningkatkan penglihatan klien

- Mencegah distress

- Menentukan seberapa bagus visus klien

- Memberikan data dasar tentang pandangan akurat klien dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi perawatan

- Memfasilitasi kebebasan bergerak dengan aman

- Untuk membantu melakukan intervensi selanjutnya


2) Cemas : takut b.d kehilangan pandangan komplet, jadwal pembedahan atau ketidakmampuan mendapatkan pandangan.

Tujuan :

- Tidak terjadi perdarahan intraokuler dan tidak ada peningkatan TIO


Intervensi

Rasional

Aktual :

- Bantu klien untuk mengungkapkan perasaanya tehadap ketakutan yang sedang dialami klien

- Instruksikan klien untuk tidak mengejan saat defakasi

- Dorong klien untuk mencari bantuan untuk ambulasi saat pandangan kabur

Observasi :

- Pantau/kaji tingkat ketakutan yang di alami oleh klien

Penkes :

- Ajarkan tanda dan gejala komplikasii yang harus dilaporkan pada dokter dengan segera, meliputi meningkatnya nyeri mata, penurunan visus, demam, meningkatnya nyeri dan dahi

Kolaborasi :

- Ajak semua, (keluarga, perawat, dan pihak lain) untuk membantu memberi support pada klien

- Berikan obat-obatan jika di perlukan

- Mengurangi ketakutan yang di alami klien

- Mencegah komplikasi lanjut

- Mencegah cedera akibat terjatuh

- Membantu mengurangi rasa takut klien

- Mencegah komplikasi lebih lanjut

- Untuk membantu melakukan intervensi selanjutnya

- Membantu mengurangi rasa takut klien

3) Defisit pengetahuan b.d terbatasnya informasi atau kesalahan menginterpretasikan informasi yang sudah didapat sebelumnya

Tujuan :

- Klien akan mengembangkan rencana perawatan diri dalam perubahan hidup yang diinginkan

Intervensi

Rasional

Aktual :

- Diskusikan dengan klien sekarang untuk memenuhi kebutuhan perawatan dan aktivitas sehari-hari

- Bantu klien untuk menentukan aktivitas apa yang akan memerlukan bantuan

- Berikan informasi tentang gejala-gejala yang dapat timbul pada persepsi penglihatan klien

- Biarkan klien menanyakan apa yang tidak dimengerti klien tentang proses penyakitnya

Observasi :

- Evaluasi sumber-sumber bantuan yang diperlukan oleh klien

Penkes :

- Ajarkan klien aktivitas perawatan diri yang diperlukan

Kolaborasi :

- Perawat dan tenaga medis lainnya membantu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh klien

- Menentukan kebutuhan bantuan, karena setiap kegiatan didasarkan pada tingkat fungsi klien sekarang

- Menentukan kebutuhan klien dan membantunya dalam melakukan perawatan diri

- Untuk menambah pengetahuan klien tentang penyakitnya

- Membuat klien nyaman dan mengerti tentang keadaan pada dirinya yang terjadi

- Menentukan ketrjangkauan bantuan

- Meningkatkan kepatuhan klien

- Membantu klien dalam memenuhi kebutuhannya

4) Resiko tinggi cidera : jatuh b.d penurunan visus, umur atau berada pada lingkungan yang tidak dikenal

Tujuan :

- Klien tidak mengalami cedera atau gangguan visual akibat jatuh :

- Klien mampu mengidentifikasi dan menyingkirkan benda-benda berbahaya dari lingkungan

- Klien mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan resiko cedera (jatuh)

- Klien melaporkan tidak mengalami cedera (jatuh)

- Klien mampu mencegah aktivitas yang meningkatkan resiko cedera

- Klien mampu menggunakan peralatan untuk mencegah cidera


Intervensi

Rasional

Aktual :

Kurangi resiko bahaya dari lingkup klien :

- Berikan pencahayaan yang adekuat.

- Singkirkan benda-benda yang mudah jatuh atau benda berbahaya dari area yang dilewati klien untuk ambulasi.

- Letakkan alat-alat ditempat yang mudah dijangkau klien pada sisi yang tidak terpengaruh.

- Bersihkan lantai jangan sampai licin dan objek kecil seperti peniti, pensil, dan jarum.

Observasi :

- Pantau aktivitas yang dilakukan klien

Penkes:

- Ajarkan klien untuk mengubah posisi secara pelahan-lahan

Kolaborasi :

- Perawat,keluaraga,dan tenaga medis lainnya bkerja sam membantu menjaga klien

- Mencegah cidera

- Membantu untuk melakukan intervensi selanjutnya

- Mencegah pusing dan menjaga kesimbangan

- Untuk membuat klien nyaman dan menjauhkan dari resiko cidera


Tidak ada komentar:

Posting Komentar