Jumat, 09 April 2010

A. DEFINISI
  1. Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh ( Mansjoer)
  2. Penyakit rematik adalah penyakit inflamasi non-bakterial yang bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara sistematis ( Rasjad Chairudin,2002)
  3. Artritis Reumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai sistem organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui sebab-sebabnya ( Prince, 2006 )
  4. Artritis Reumatoid adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran sinovial dari persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan ( Diane, C. Boughman, 2000 ).

B. Etiologi

Penyebab utama penyakit artritis reumatoid masih belum diketahui walaupun banyak hal mengenai patogenesisnya telah terungkap. Penyakit ini dapat ditunjukkan memiliki hubungan pasti dengan genetik. Patogenesis penyakit ini terjadi akibat rantaian peristiwa imunologi yang menyebabkan destruksi sendi. Berhubungan dengan faktor genetik, hormonal, infeksi dan heat shock protein.


Teori yang dikemukakan sebagai penyebab Artritis Reumatoid, yaitu :

· Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptococcus non hemolitikus

· Autoimun

Faktor genetik dan pemicu lingkungan

Persambungan sendi atau artikulasio adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka. Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat untuk melekatnya otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh. Ruang ditengah-tengah.

Tulang tertentu berisi jaringan hemotopik yang membentuk berbagai sel darah. Komponen utama dari jaringan tulang adalah mineral dan jaringan organic (kolagen dan proteoglikan). Tulang adalah jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel yaitu : osteoblas, osteosit, dan osteoklas.

Tulang-tulang disambungkan membentuk sendi dengan berbagai cara, misalnya ; dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligament, tendon, fasia atau otot.

Terdapat tiga jenis sendi utama ; sendi yang fibrus, sendi tulang rawan, dan sendi sinovial.

· Sendi fibrus atau sinartroses adalah sendi yang tak bergerak atau merekat ikat, maka tiada mungkin gerakan antara tulang-tulangnyan : sutura atau sel antara tulang pipih tengkorak, sendi kaitan dan sendi kantong ( gamfoses ) gigi di dalam kantongnya, dan sindemose sendi tulang rawan atau ampran troses adalah sendi dengan gerakan sedikit.

Misalnya : Simphisis pubis, sendi antara manubrium dan badan sternum, sendi temporer, atau sendi tulang rawan primer.

· Sendi sinovial atau diartroses adalah persendian yang bergerak bebas dan terdapat banyak ragamnya.

Ligamen diperlukan untuk mengikat tulang-tulangnya bersama sebuah rongga persendian. Beberapa jenis sendi sinovial, ada enam :

· Sendi datar/ sendi geser ( sendi karpus dan tarsos )

· Sendi putar ( sendi panggul dan bahu ), Sendi engsel ( sendi siku )

Sendi kontiloid ( pada pergelangan tangan ), Sendi berporos ( lengan bawah ), Sendi pelana ( sendi antara trapezium, tulang metakorpal pertama dari ibu jari

3. ANATOMI DAN FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL

4. Tanda dan Gejala

Adapun beberapa tanda dan gejala Artritis reumatoid, Yaitu :

  1. Kaku pada pagi hari ( morning stiffitnes ) sekurang kurangnya 1 jam
  2. Atritis pada 3 daerah sendi .terjadi pembengkakan jaringan jaringan lunak / persendian ( soft tissue swelling ) atau lebih efusi ,bukan pembesaran tulang terjadi sekurang kurangnya 3 sendi secara bersamaan .
  3. Pergerakan tergagnggu atau terbatas
  4. Kemerahan pada sendi yang sakit
  5. Deformitas
  6. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang kurangnya pada satu sendi .
  7. Gejala - gejala konstitusional ,contoh :Mudah lelah,anoreksia ,tidak nafsu makan ,bb menurun,demam, terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya
  8. Perubahan gaya berjalan
  9. Nodua rematoid

6. PATOFISIOLOGI


7. Pemerikasaan Penunjang

Adapun pemeriksaan yang terkait, antara lain :

1. Pemeriksaan Laboratorium

· Tes factor rematoid biasanya positif (+) pada lebih dari 75 % pasien arritis terutam bila masih aktif

· Aksasi lateks,biasanya ( positif )

· Protob C reaktif biasanya positif

· LED meningkat pesat ( 80 – 100mm/ Ñž ) mungkin klembali normal sewaktu gejala gejala meningkat

· Lekosit emningkat sedikit

· Anemia normositik hipokrom akibat adanya inflamasi yang kronik

· Trombosit meningkat

· Kadar albumin turun dan globulin naik

· Aspirasi cairan sinopral : mungkinmenunjukan volume yang lebih besar dari normal,buram,berkabut .muncul warna kuning ( respon inflamasi produk produk pembuangan degenatif)

2. Pemeriksaan Rontgen

· Sinar X dari semua sendi yang sakit .tapi yang sering adalah sendi metatarsofalang dan biasanya asimetris

· Scan radinukuda : identifikasi peradangan sinovium

8. Penatalaksanaan

Adapun Tujuan Utama Dari Program Penatalaksanan / Perawatan adalah sebagai Berikut :

1. untuk menghilangkan nyeri dan peradangan

2. untukl mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari penderita

3. untuk mencegah dan memperbaiki dekormitas yang terjadi pada sendi

4. mempertahankan kemandirian sehingga tidak tergantung pada orang lain

· Non Farmakologi

- Kompres hangat

Digunakan jika sendi yang sakit mengalami bengkak tanpa warna kemerahan

- Pelindungan

Dengan menggunakan alat seperti skintraksi / alat penopang

- Latihan fisik untuk mempertahankan sendi

- Hindari makanan yang mengandung asam urat

Protein hewani : sarden, kerang ,jeroan. babat

Sayuran : bayam,kembang kol , akacang-kacangan dan jamur

· Farmakologi

- Kelompok Salisilah ( anti inflamasi ,analgesic,antiseftik )

contoh: aspirin, kolin magnesium

- Kelompok Obat Anti Inflamasi

contoh : ibu fropen , prokejkam

· Arthritis Sedang Erotive

Program Normal terapi akupasi dan terapi fisik

· Arthritis Persistem Erotive

Pembedahan rekonstuktif dan kortikosteroid

· Rehabilitasi

Bertujuan untuk meningkatkan kualitas jidup pasien ,caranya antara lain dengan mengistirahatkan sendi yang terlibat latiahan pemanasan.


KONSEP KEPERAWATAN

Secara konseptual asuhan keperawatan pada klien attritis reumatoid sebagai berikut :

1. Pengkajian

Data Subjektif

- Nyeri sendi

- Kekakuan pada pagi hari biasanya terjadi secara bilateral dan simeteris

- Malaise

- Keletihan

- Keterbatasan gerak

- Mual

- Anoreksia

- Keram/kesemutan pada kaki kanan dan kiri

- Hilang sensasi pada jari kaki

- Demam ringan

Data objektif

- Nyeri

- Jari tangan dan kaki pucat/sianosis

- Memberan mukosa kering

- Ketergantungan pada orang lain

- Pembengkakan sendi simeteris

- Kulit mengkilat, tegang

- Lesi kulit

- Ulkus kaki

- Isolasi

2. Diagnosa Keperawatan

- Nyeri akut/kronis b/d distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses inflamasi,distruksi sendi

- Kerusakan mobilasi fisik, intoleransi aktivitas b/d deformitas skeletal, nyeri, Ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot

- Kurangnya perawatan diri b/d kerusakan muskulosekeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak

3.2.3. Intervensi Keperawatan

DX: Nyeri akut /kronis b/d distensi jaringan oleh akumilasi cairan/ proses inflamasi, disteruksi sendi

TUJUAN :

  • Menunjukan nyeri terkontrol
  • Terlihat rileks,dapat tidur/ beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan
  • Mengembangkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan kedalam program konterol neyri

NO

INTERVENSI

RASIONAL

1

2

3

4

5

6

7

8

Dorong penggunaan tehnik manajemen nyeri

Ex: Nafas daalm, relaksasi progesif, sentuhan terapeutik

Berikan komperes dingin jika dibutuhkan

Beri masase yang lembut

Tempatkan/pantau penggunaan bantal, gulungan trokhsuter

Kaji ulang keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10)

Anjurkan pasien untuk mandi hangat pada waktu bangun tidur. Sediakan waskop hangat untuk mengkomperes sendi-sendi yang sakit beberapa kali /hari

Beri obat sebelun aktifitas latihan yang direncanakan sesuai petunjuk

Kolaborasi berikan obat-obatan sesuai petunjuk

Ex. Asetil salisilat

Menigkatkan Relaksasi, Memberikan Rasa Kontroll Dan Mungkin Menigkatkan Kemampuan Koping

Rasa Dingin Dapat Menghilangkan Nyeri Dan Bengkak Selama Priode Akut

Meningkatkan Relaksasi, Mengurangi Nyeri

Mengistirahatkan Sendi-Sendi Yang Sakit Dan Mempertahankan Posisi Neteral

Membantu Dalam Menentukan Kebutuhan Manajemen Nyeri Dan Keefektifan Program

Panas Meningkatkan Relaksasi Otot, Dan Mobilisasi Dan Melepaskan Kekakuan Pada Pagi Hari

Menigkatkan Relaksasi, Mengurangi Tegang Otot Atau Spasme

Untuk meminimalisir rasa nyeri

DX : Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan Doformitas skeletal, nyeri

ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot

TUJUAN :

  • Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya atau peembatasan kontraktur

· Meningkatan kekuatan otot dan fungsi dari dan kompesasi bagian tubuh

· Mendemonstrasikan tehnik / perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas

No

Intervensi

Rasional

1

2

3

4

5

6

Berikan matras / pengubahan tekanan

Posisikan dengan bantal, kantong pasir, gulungan trokaunter

Gunakan bantal kecil / tipis dibawah Leher

Pertahankan tirah baring / duduk jika diperlukan jadwal aktivitas

Berikan lingkungan yang aman, nyaman

Ex : pegangan pada toilet pakai kursi roda

Kolaborasi

· Berikan obat

Menurunkan tekanan ada jaringan yang mudah mengurangi imobilitas

Meningkatkan stabilitas jaringan dan mempertahankan posisi sendi

Mencegah fleksi leher

Mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatan

Menghindari cedera akibat kecelakaan / jatuh

Menekan system inflamasi akut

Dx : Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan nyeri pada waktu bergerak

TUJUAN :

· Dapat melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat konsisten dengan kemampuan individu

· Mendemonstrasikan perubahan tehnik / gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri

· Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi / komunitas byang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri

No

Intervensi

Rasional

1

2

3

4

5

Pertahankan mobilitas control terhadap nyeri dan program latihan

Diskusikan tingkat fungsi umumsebelum timbul eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang di antisipasi

Kaji kebutuhan / pantau hal apa saja yang tidak bisa klien lakukan secara individual

Kaji hambatan partisipasi dalam perawatan diri

Kolaborasi : Konsul dngan ahli terapi okupasi

Mendorong kemandirian fisik serta emosional

Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan lakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini

Membantu dalam memberikan intervensi sesuai dengan kekurangan klien

Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian yang akan meningkatkan harga diri

Berguna memenentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual

3.3.4 Evaluasi

Kriteria evaluasi yang diharapkan pada klien Artritis reumatoid, yaitu sebagai berikut:

- Melaporkan nyeri sendi hilang atau terkontrol

- Menunjukkan penggunaan ketrampilan relaksasi dan aktivitas terapeutik sesuai indikasi untuk situasi individu

- Klien tampak rileks, tidur atau istirahat dengan tepat

- Klien dapat melakukan aktivitas harian secara mandiri atau bantuan minimal

3.3 KONSEP LANSIA (PERUBAHAN PROSES PENUAAN PADA LANSIA)

3.3.1. Definisi

v Akibat perkembangan usia, maka lanjut usia mengalami perubahan bersifat universal dan menuntut lansia beradaptasi, secara terus menerus. Perubahan tersebut antara lain ; Perubahan fisik, perubahan pskososial, dan perubahan spiritual.

v Aging proses merupakan proses alamiah. Setelah melalui 3 tahap kehidupan yaitu masa anak, masa dewasa, dan masa tua.

v Pertambahan usia akan menimbulkan perubahan- perubahan pada struktur dan fisiologi dari berbagai sel/ jaringan/ organ dan sistem yang ada pada tubuh.

v Menurut Constantindes (1994) menua atau menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan- lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki yang diderita ( Boedhi,2006).